27 Juli 2008

SOSIALISASI KEARSIPAN DI MQTV BANDUNG

Udara malam di sekitar daerah Geger Kalong, tempat studio MQTV berada, memang dingin. Dan bertambah dingin ketika hujan rintik yang turun sejak sore pelahan-lahan bertambah lebat. Untunglah satu jam sebelum acara Kafe Ceu Popon, yang akan tayang secara live jam sembilan tepat, hujan mereda.
Irwan Zabonk sebagai produser acara serta sejumlah crew MQTV sudah menunggu untuk membahas dan mempersiapkan materi, sebelum bintang tamu, Kepala Badan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, tiba.
Meskipun udara di luar studio dingin, namun di dalam terasa sangat gerah. Panas ternyata berasal dari lighting ribuan volt serta setting studio yang sesak dengan berbagai macam peralatan elektronik. Rapat kilat pembahasan materi pun selesai dan menghasilkan tajuk Kesadaran Masyarakat terhadap Kearsipan, dan acara live pun siap.
Sekitar lima menit sebelum acara ‘teng’ dimulai, Kepala Badan Kearsipan Daerah Prov. Jabar, Drs. H. Dedi Junaedi, M.Si. masuk ke studio dan berdiskusi dengan crew pengusung acara, terutama dengan Ceu Popon dan Agus Injuk yang menjadi host, untuk memastikan thema yang akan diusung tidak terlalu jauh melenceng dari tajuk yang sudah ditetapkan oleh produser acara.
Sosialisasi Kearsipan
Dalam berbagai kesempatan, Kepala Basipda beberapa kali menyoroti masalah sosialisasi kearsipan yang masih lemah. Hal itu tentu disebabkan berbagai faktor yang kini telah dipahami secara persis oleh Kepala Basipda sebagai kendala yang tidak mungkin dihilangkan secara instan. Karenanya, ketika undangan yang teramat mendadak datang Jum’at siang untuk menjadi bintang tamu di acara Kafe Ceu Popon, yang tayang secara live di MQTV setiap Jum’at, pukul 2100, sekejap membuat Kepala Basipda bimbang. Akan ada sejumlah janji yang dibatalkan dan beberapa pertemuan yang dicancel, dan beliau akan merasa tidak enak dengan pembatalan yang mendadak itu. Namun, di sisi lain, tugas sosialisasi live di media elektronik sangat sulit diwakilkan mengingat sang produsernya sendiri yang meminta begitu. Bila diwakilkan, performance acara, daya gregetnya akan sedikit berkurang.
Target Sosialisasi
Selesai acara live pukul 2200, kajian singkat pun dilakukan. Hasilnya, cukup bagus. Acara berjalan baik, tidak kedodoran, bintang tamu dan host berhasil menyampaikan pesan sesuai tajuk. Salah satu kekurangan yang sangat kentara adalah bahan spot iklan layanan masyarakat yang sangat minim (karena Basipda memang cuma memiliki satu-satunya itu) sehingga spot iklan Basipda yang tayang setiap jeda acara, kurang bertenaga mendukung thema. Dan ini memberi pelajaran kepada Basipda untuk membuat beberapa spot iklan yang berbeda yang disesuaikan dengan target sosialisasi.
Ke depan, jika memungkinkan, Kepala Basipda akan tampil di Metro TV (dialog) atau di acara Empat Matanya Tukul Arwana. Siapa tahu. (ask).

Tidak ada komentar: